
Download
“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinambungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 5).Selanjutnya Freemason ini meluaskan sayap-sayapnya di berbagai elemen masyarakat untuk dapat menyebarkan paham-paham terselubung dari agama Yahudi ke berbagai lapisan masyarakat. Freemason ini tak lupa juga menyisipkan ritual-ritual islam di dalam pengajaran dari freemason. Kita dapat saksikan dalam kutipan berikut ini:
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge. Pakaian tradisional dari kalangan elit Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).Loge dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah masjid maupun gereja, merupakan sebuah tempat pertemuan anggota Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang Maha Terang, yang dalam ritualnya para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra (1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.
“Kaum Mason Bebas tidak hanya mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum Indo yang miskin, tetapi juga memberi kesempatan kepada kaum muda Jawa yang berbakat untuk mengembangkan diri lebih lanjut melalui pendidikan di Eropa”. (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 47).Adapun tahun-tahun pendirian sekolah-sekolah Mason tersebut adalah sebagai berikut:
RIYADH (SuaraMedia) – Dari tindakan vandalisme kaum Satanis terhadap Al-Quran hingga kepada jurnalis yang mengkritisi mereka, Komisi Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan atau yang dikenal sebagai Polisi Religius Arab Saudi merenggangkan ototnya dan mulai bertindak keras dan melakukan penyapuan serta menahan dan menuntut berbagai tindakan kriminal.
Hari Minggu kemarin, komisi tersebut menahan sekelompok Satanis yang meletakan Al-Quran di selokan dan tempat sampah dengan tujuan untuk mendapatkan berkat dari Iblis dan untuk meminta iblis memfasilitasi praktek mereka.
Komisi tersebut terbentuk pada 1924 dan menurut Jendral Manajer dari Divisi Kasus, komisi tersebut sekarang sedang melatih petugasnya untuk melawan ilmu sihir. Mereka juga sedang merencanakan untuk melakukan koordinasi dengan institusi religius dan akademis. Latihan tersebut akan dimulai di Riyadh dan akan mulai disebar ke cabang-cabang komisi.
Sampai saat ini, Komisi tersebut telah berhasil menangkap lebih dari 2.000 penyihir di berbagai bagian kerajaan. Penyihir-penyihir tersebut kebanyakan berasal dari Afrika.
Sementara itu, Abdul-Mohsen al-Qafary, kepala media dan public relation dari Komisi Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan tersebut, menyampaikan pada pers bahwa komisi akan melakukan tuntutan pengadilan melawan beberapa penulis yang ngotot untuk mengkritik komisi.
Jurnalis sering mengkritik kebijakan Polisi Religius tersebut yang oleh mereka dianggap merusak hukum negara tersebut.
Menurut Qafary komisi menerima kritik yang membangun dan itu adalah hak pers untuk melakukannya, namun beberapa penulis telah memberikan kritik yang sudah melewati batas dan karena itu mereka pantas untuk dibawa ke pengadilan.
Menurutnya, mereka yang mencari-cari kesalahan demi untuk menjelek-jelekan komisi tanpa konfirmasi mengenai kebenarannya lebih lanjut sangat tidak bagus untuk masyarakat. Qafary juga menyangkal tuduhan bahwa Komisi telah mengancam untuk “menggali kuburan” untuk jurnalis yang tidak mau menghentikan kritik mereka.
Terkait dengan hubungan komisi dan anak-anak muda di Arab Saudi, Qafary mengatakan mereka harus melihat komisi dari sisi positif dari kegiatan yang dilakukan komisi dalam menyebarkan kebaikan. Qafary mengharapkan anak-anak muda Saudi dapat menghargai hal tersebut.
Pada tahun 2008 lalu, komisi menyatakan meningkatnya penangkapan pelaku kejahatan hingga 19% dari tahun sebelumnya. Namun, hanya 27% dari 434.000 orang yang ditangkap merupakan orang Saudi. Alasan-alasan penangkapan tersebut bermacam-macam namun kasus yang terbanyak adalah yang berhubungan dengan agama, kesopanan serta kepemilikan barang-barang berbau pornografi. Laporan tahunan menunjukan bahwa Mekkah menduduki posisi pertama dengan jumlah 114.844 penahanan, diikuti oleh Riyadh dengan 105.085.
Hal-hal yang dilakukan Polisi Religius Saudi yang biasanya bekerja dimana-mana sekitar kerajaan antara lain adalah untuk memastikan bahwa laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim agar tidak bersama, toko-toko tutup saat waktu sholat dan masyarakat tidak mengkonsumsi alkohol atau narkoba. (iw/aby) Dikutip oleh SuaraMedia.com
( Sumbernya dari blog sebelah )
Apa itu Anarkisme?
Anarkisme adalah
sebuah alternative bagi system yang ada sekarang. Kegagalan para politisi dalam
“politik jual-beli” meyakinkan sebuah kontra kultur akan ide bahwa kita semua
akan jauh lebih baik hidup tanpa vampir-vampir ini.Semua pemerintahan tidaklah
diinginkan dan tidak perlu, tidak ad pelayanan yang dapat disediakan
pemerintahan yang tidak dapat disediakan oleh suatu komunitas secara swadaya.
Kita tidak perlu disuruh-suruh melakukan sesuatu atau diberitahu bagaimana
menghidupi hidup kita apalagi dibebani oleh pajak, aturan, regulasi-regulasi
serta tuntutan akan hasil kerja kita.
Ketika harus memilih diantara ideology politik, Punk cenderung
Anarkis. Hali ini tidak mengesampingkan fakta masih ada punk yang tidak membaca
sejarah dan terus mempromosikan bentuk-bentuk kapitalisme atau komunisme
berjalan dimuka bumi ini. Akan tetapi dapat dikatakan hampir semua punk percaya
dengan prinsip Anarkis, untuk sama sekali tidak menggunakan pemerintah resmi
atau pengatur serta menghargai kebebasan dan tanggung jawab individu.Pada
perkembangan awal, apa yang disebut peradaban adu segelintir orang yang
menyadari jika mereka dapat hidup dengan mudah dan menjadi kaya dengan membuat
orang lain bekerja bagi mereka. Orang-orang ini menggunakan tipuan bahkan
kekerasan untuk menginstitusi diri mereka sebagai ketua, orang suci, raja atau
pendeta. Dengan menggunakan ancaman dan tahayul, mereka membuat orang lain
patuh, dimana orang-orang ini selalu menjadi subjek dari orang-orang yang
menemukan cara tersebut dan kemudian menjadi penguasa-penguasa baru atas nama
Reformasi yang tidak akan pernah menghasilkan perubahan apa-apa karena tetap
mempertahankan adanya pemerintah.
Punk telah beralih pada Anarkisme sebagai alternative bagi system
dunia yang eksis sekarang, ikut terlibat mencari alternative dari siklus
kontinuitas penindasan yang terjadi dalam setiap revolusi selama ini. Kami
mengorganisasikan pengumpulan dana dan pertunjukan-pertunjukan gratis,
pengajaran-pengajaran berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan orang-orang yang
membutuhkan. Kami menentang Rasisme, Seksisme, Homofobia, Militerisme,
Kekerasan, Ketidaksamaan ekonomi serta Sensor. Biasanya Anarkis Punk tersebut
cukup puas dengan lingkaran teman-teman mereka sendiri serta menolak
menyebarkan Anarkisme dengan skope yang lebih luas. Sikap ini dapat
diinterprestasikan sebagai satu konsepsi bahwa dirinya adalah Anarkis tetapi
tidak menerima fakta bahwa orang lainpun dapat mengatur dirinya mereka sendiri.
Ide ini merupakan cerminan budaya Borjuis, suatu kepercayaan bahwa “saya OK dan
orang-orang lainlah yang ngaco” bukanlah Anarkisme. Hal inilah yang sering
terdapat dalam tulisan-tulisan Anarkis Punk.
Anarkisme bukan Chaos
Anarki secara personal merupakan subjek akan klaim statis bahwa
Pemerintahan dan bentuk-bentuk penegak hukum diperlukan untuk mencegah
pembunuhan dan pencurian, bukan mencontohkan sebuah kekerasan. Para Anarkis
percaya bahwa penggunaan kekuatan untuk mengontrol orang lain adalah
pelanggaran harga diri manusia.”Jika saya menemukan diri saya dalam posisi dimana
kekuatan mengancam saya serta secara langsung melanggar hak-hak dan harga diri
saya, maka saya akan mencegahnya dengan melakukan semua hal yang saya bisa,
dalam hal ini tindakan yang menggunakan akal dan pikiran murni, bukan
melawannya dengan kekuatan fisik.”
Mengakui terdapatnya banyak kekerasan dalam hidup kita serta
mengatakannya sebagai suatu hal yang salah kelihatannya tidak menghentikan
orang lain untuk melakukan hal tersebut. Ide bahwa kekerasan adalah
satu-satunya yang menghasilkan sesuatu adalah argument yang sangat berbahaya,
seperti halnya argument “mungkin akan membuat lebih baik” yang sangat ditentang
kaum Anarkis. Perkelahian dengan para penegak hokum sering terjadi akibat
dilarangnya acara-acara atau pertunjukan-pertunjukan. Anarcho Punk tidak pernah
terlibat dalam kekerasan berkedok revolusi atau pembunuhan politik, yang pasti
para kaum Anarki sama sekali tidak berorientasi kekerasan, tidak perduli apa
yang dikatakan media. Uang dapat mengganti jendela atau kaca baru, tetapi
seberapa banyakpun tetap tidak dapat menggantikan nyawa manusia yang melayang
dalam peperangan demi pemerintah. Penghancuran property tidak hanya dapat
dilihat sebagai statement politik, karena banyak Punk sekaligus mengadopsi hal
tersebut sebagai satu cara bersenang-senang. Punk mengadopsi cara-cara yang
biasa digunakan EARTH FIRST!yaitu DIRECT ACTION, penyabotan dan penghancuran
system adalah bagian utama dari gerakan Punk meskipun demikian aksi-aksi mereka
jarang melibatkan konfrontasi fisik atau pertumpahan darah, kecuali bila
melibatkan Skinhead atau penegak hukum.
Anarkisme dan Komunisme
Tidak seperti kontra
kultur borjuis lainnya, punk menolak Komunisme beserta semua tradisi sayap kiri
– pemerintah – demokrasi – kapitalisme. Reformasi yang dilakukan partai besar
dianggap Punk tadaklah cukup karena amat sangat bersifat statis. Reormasi hanya
MENYENANGKAN bukan MEMBEBASKAN orang-orang yang terlibat didalamnya. Meskipun
demikian, seperti halnya komunisme, Punk terlibat dalam berbagai gerakan
gerakan yang mendukung hak perempuan, kelas pekerja serta sama-sama membenci masyarakat
kapitalis.
Kelompok-kelompok Komunis tidak akan pernah memperjuangkan pembebasan
massa, karena hal tersebut hanya akan membuat mereka terhambat dalam upaya
untuk memegang kekuasaan. Ketika mereka memperoleh jalan kearah kekuasaan, maka
mereka akan mengadopsi sifat menindas seperti halnya penguasa-penguasa Negara
sebelum meraka. Rezim-rezim Komunis secara substansial tidak berbeda dengan
rezim-rezim yang mereka tumbangkan, paling tidak dalam satu objek menjadi
PENGUASA/PENGATUR. Sedangkan Anarkis percaya revolusi bukanlah suatu
penggantian yang sederhana dari satu pengatur ke pengatur lainnya, karena
Anarkis berarti tanpa pengatur/penguasa.
“Kita hidup di zaman dimana revolusi hanyalah berarti hasil rekayasa
kelas Profesional satu organisasi komunis yang merencanakn untuk menggulingkan
system kapitalis dan mencoba menggantinya dengan system yang sama busuknya,
jika tidak lebih menindas dari yang ada sekarang. Dalam pengertian ini revolusi
hanya menjadi lingkaran setan: satu pemberontakan tanpa orientasi yang hanya
akan menguatkan posisi kelas penguasa baru yang akan menggantikan posisi
penguasa lama. Komunisme tidak memiliki ketertarikan akan pembebasan diri dari
mental penguasa yang tidak bisa lepas dalam segala segi kehidupan kita saat
ini. Untuk mehapus kekuatan itu sendiri, hal yang merupakan ideal para Anarkis,
dank arena hal itu pula maka Komunisme sama tidak diinginkan oleh para Anarkis
sebagaimana Kapitalisme.
Anarkisme dan Kapitalisme
Sifat alami
pemerintahan meliputi penindasan dan eksploitasi bagi semua orang-orang
didalamnya. Hal yang membuat Kapitalisme beserta masalah-masalah yang
diciptakannya menjadi target utama para Punk Anarkis. Kurangnya perumahan yang
menciptakan Tuna Wisma, klasikisme yang menyebabkan pemikiran sempit serta
eksploitasi ditempat-tempat kerja merupakan hasil dari system yang dibangun
atas dasar kerakusan. Sementara tidak perlu dipungkiri jika ternyata system
kapitalisme juga membuat sebagian orang dapat merasakn kemewahan hidup, yang
merupakan hasil eksploitasi dari mereka-mereka yang tidak memiliki kemewahan.
Kepercayaan kuno akan menjadi kaya melalui kerja keras dan kejujuran adalah
mitos paling bodoh yang pernah dicekokkan ke kepala kita, karena bila hal
tersebut benar-benar terjadi maka saya sudah amat sangat kaya sekarang ini.
Dalam masyarakat Kapitalis, definisi kesuksesan diartikan dalam pengertian kemewahan
dan komoditas, dimana dengan menggunakan definisi ini kelas menengah sudah
lebih dari cukup akan menolak perubahan radikal, dengan status kelas menengah
mereka akan sangat ketakutan menjadi miskin. Kecenderungannya, adalah mereka
yang merasa miskin secara material merasa HARUS bekerja keras demi memenuhi
kemewahan gaya hidup kelas menengah. Fakta bahwa orang-orang lebih memilih
menjarah peralatan stereo dan TV daripada makanan dalam kasus-kasus penjarahan,
menunjukkan mereka telah teryakinkan bahwa hidup yang lebih baik berarti lebih
banyak memiliki barang-barang mewah, bukan makanan. Tidak diragukan kemewahan
dan uang pada saat ini membuat hidup jauh lebih mudah, tapi untuk menilai suatu
kesuksesan dan kegagalan dalam term ini memiliki dampak yang sangat berbahaya.
KAPITALISME berhubungan dengan teoritikal yang mengasumsikan tiap-tiap
manusia mencoba untuk MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN INDIVIDUALNYA, sebagai contoh
mengubah semua hal menjadi komoditi-komoditi yang dapat dijual dan dibeli. Hal
inilah yang paling jelas dalam lingkungan hancur-hancuran yang kita hidupi
sekarang ini. Ketika ekonomi hanya menghitung nilai-nilai produk lingkungan
tanpa menggubris kehilangan-kehilangan yang diakibatkannya. Hal ini merupakan
satu pertanda yang memastikan bencana bagi generasi manusia berikutnya
(termasuk juga didalamnya hewan dan tumbuhan). Dalam kasus yang paling ekstrim:
dimana pemikiran-pemikiran mancapai puncaknya, ketika manusia saling berperang,
dan hal tersebut menjadi komoditi bagi manusia lainnya, membuat membunuh sudah
kehilangan makna.
(Taken from blog sebelah)
"Walaupun perkumpulan ini memiliki anggota yang kebanyakan merupakan anggota Triad dan Yakuza, sesungguhnya mereka tidak bisa disebut sebagai perkumpulan kejahatan. Lebih dari 2/3 anggota mereka adalah para intelektual seperti Profesor universitas, peneliti dan birokrat di pemerintahan. Setiap anggota mencari mata pencahariannya sendiri dan siap difungsikan kapan saja dibutuhkan. Buku pegangan mereka adalah sebuah buku yang penuh dengan peraturan dan instruksi seperti menolong orang yang lemah, melawan ketidakadilan, dan menolong sesama anggota."Suatu hari, Fullford sedang memberikan ceramah di Tokyo mengenai Iluminati. Lalu seorang anggota perkumpulan ini mendekatinya dan bertanya apakah mereka dapat melakukan sesuatu untuk menolong.