Karena terkadang kita harus berbicara.

Tempat dimana semua saling bercampur tidak karuan.

Rabu, 30 Juni 2010

Teen Idles- Minor Disturbance EP (1980



Band Teen Idles
Album Minor Disturbance
Year 1980
Location Washington DC

Track Listing
1. Teen Idles
2. Sneakers
3. Get Up and Go
4. Deadhead
5. Fleeting Fury
6. Fiorucci Nightmare
7. Getting In My Way
8. Too Young to Rock

download

MINOR THREAT:COMPLETE DISCOGRAPHY


Band Minor Threat
Album Complete Discography
Year 1990
Location Washington DC

Track Listing
1. Filler
2. I Don't Wanna Hear It
3. Seeing Red
4. Straight Edge
5. Small Man, Big Mouth
6. Screaming At A Wall
7. Bottled Violence
8. Minor Threat
9. Stand Up
10. 12XU
11. In My Eyes
12. Out Of Step (With The World)
13. Guilty Of Being White
14. Steppin' Stone
15. Betray
16. It Follows
17. Think Again
18. Look Back And Laugh
19. Sob Story
20. No Reason
21. Little Friend
22. Out Of Step
23. Cashing In
24. Stumped
25. Good Guys (Don't Wear White)
26. Salad Days

DOWNLOAD

Sabtu, 26 Juni 2010

KREATOR

Flag Of Hate EP[1986]
Pleasure To Kill[1986]
Terrible Certainty[1987]
Out Of The Dark... Into The Light EP[1988]
Extreme Aggression[1989]
Coma Of Souls[1990]
Renewal[1992]
Cause For Conflict[1995]
Scenarios Of Violence [1996]
Outcast[1997]
Endorama[1999]
Past Life Trauma[2000]
Violent Revolution[2001]
Enemy Of God[2005]
Hordes of Chaos[2009]

GOREROTTED


Only tool and corpses
A new dawn for the dead

TENGKORAK

Civil emergency
Konsentrasi masa
Agenda suram

SUFFOCATION


Human waste ( EP )
Souls to deny
Suffocation
The best of suffocation
The close of chapter ( LIVE )

DEICIDE


Deicide
Legion
Serpents of the Light
Insineratehymn
In Torment in Hell
Scars of the Crucifix
The Stench of Redemption
Till Death Do Us Part

Hatebreed






Hatebreed adalah band metalcore Amerika dari Bridgeport dan New Haven, Connecticut. Terbentuk pada November 1994 oleh Jamey Jasta, Dave Russo, Larry Dwyer, dan Chris Beattie.

Warna musik Hatebreed dapat dikatagorikan sebagai metallic hardcore era metalcore, dipengaruhi warna musik thrash metal dan hardcore punk, dan dipengaruhi juga oleh band2 metalcore modern.

Musik mereka dipengaruhi oleh warna musik band seperti Agnostic Front, Cro-Mags, Slayer, Metallica, dan Sepultura. Mereka mengawali rekaman dengan hanya 3 lagu demo dan menjualnya ke pasar lokal. Ketiga lagu tersebut akhirnya dirilis oleh New York's Neglect pada tahun 1995, diikuti album Under the Knife tahun 1996, dan di tahun berikutnya mereka merilis album Satisfaction is the Death of Desire di perusahaan rekaman Victory Records, satu dari markas besar untuk band2 besar yang beraliran metalcore.

Jadwal konser yang rutin mendorong popularitas mereka di blantika hardcore punk, dan mereka memulai tour dengan band-band metal nasional seperti Slayer, Deftones, Entombed dan Napalm Death, banyak para fans non-hardcore/metalcore lainnya mulai melirik band mereka. Danmpak ini terlihat pada kedua album mereka yang dirilis, yaitu Perseverance (th.2002) dan The Rise of Brutality (th.2003)

Setelah merilis album The Rise of Brutality, mereka ikut bagian dalam tour Unholy Alliance tahun 2004 di Eropa bersama Slayer, Slipknot dan Mastodon. Bulan June th.2006, Hatebreed melakukan tour di Eropa di Download Festival, Donnington, UK. Setelah menjalani tour Eropa ini, mereka bermain di panggung utama Ozzfest th.2006 bersama dengan DragonForce, Lacuna Coil, Avenged Sevenfold, Disturbed, dan Co-headliners System of a Down. Saat itu, Mark Jubert mengundurkan diri dari band untuk meneruskan karirnya dengan band Bookworm.

Album ke-4 mereka, Supremacy, dirilis pada Agustus th.2006, ini adalah album pertama mereka dibawah naungan Roadrunner Records, fituring gitaris baru bernama Frank Novinec (dulunya pernah bergabung dgn Ringworm, Terror, dan Integrity). Jasta menggambarkannya sebagai "all-out onslaught of completely adrenaline-charged, in-your-face brutality".

Hatebreed tetap mempertahankan hubungan eratnya dengan komunitas hardcore, terbukti dari pertunjukan ulangtahun band mereka ke-10 di Toad's Place tgl 25-26 November 2005 di New Haven: Neglect, One 4 One, Irate, sekaligus reuni bersama band All Out War dan Skarhead.

Pada 13 September 2006, gitaris sebelumnya Lou "Boulder" Richards bunuh diri di usianya yg ke 35. Richards bergabung di album Satisfaction Is The Death Of Desire th.1997 dan Perseverance th.2002 sebelum meninggalkan band. Jasta mengumumkan pernyataan mengenai kematian Richards':

“ Dari sekian banyak berita yang tersebar, kami sangat menyesal tuk memceritakannya, gitaris kami dahulu Lou "Boulder" Richards meninggal dunia kemarin. Sangat disayangkan bahwa dirinya tak memiliki jalan lain kecuali menuruti hawa setannya. Kami berharap dia dapat menemukan kedamaian.. ”

Hatebreed kembali manggung di panggung keduanya di Ozzfest tour th.2007.

Pada wawancara di acara Headbanger's Ball Jamey Jasta berkata bahwa Hatebreed sedang menggarap album baru.

Hatebreed akan merilis DVD konser berjudul "Live Dominance" pada 2 September th.2008, dan pada album Hatebreed berikutnya akan menjadi cover album. Cover artisnya termasuk Metallica, D.R.I., Crowbar, dan The Cro-Mags.

Hatebreed tampil di Wacken Open Air Festival th.2008 bersama dengan Iron Maiden, Children of Bodom, dan Avantasia.

Bulan April 2008, Hatebreed menandatangani kontrak dengan Koch Records untuk DVD album live yang dirilisnya Cover albumnya berjudul "For The Lions", dan mulai dirilis tgl 5 Mei.

Tgl 9 February 2009, gitaris Sean Martin keluar dari band

Album kelima Hatebreed berjudul Hatebreed dirilis tgl 29 September 2009.

Tgl 30 Juli Hatebreed kembali ke kampung halamannya di Connecticut untuk membuat videoklip dari single pertama di album barunya.. Kini mereka tinggal di Wallingford, CT.

Personil saat ini:
----------------
Jamey Jasta: (lead vocals)
Frank "III Gun" Novinec: (guitar)
Chris Beattie: (bass guitar)
Wayne Lozinak: (lead guitar)
Matt Byrne: (drums)

Personil dahulu:
----------------
Dave Russo
Larry Dwyer, Jr.
Jamie "Pushbutton"
Nick Pappantonio
Lou Richards
Matt McIntosh
Sean Martin


Studio albums

* Satisfaction Is the Death of Desire (1997)
* Perseverance (2002)
* The Rise of Brutality (2003)
* Supremacy (2006)
* For the Lions (2009)
* Hatebreed (2009)[5]

EPs

* Split 7" w/ Neglect (1995)
* Under the Knife (1996)
* Split 7" w/ Integrity (1997)

Other songs

* "Condemned Until Rebirth" from Freddy vs. Jason Soundtrack
* "Bound to Violence" from The Punisher Soundtrack
* "Ratpack" (Sick Of It All cover) from Our Impact Will Be Felt
* "New Hate Rising" from Masters of Horror Volume 2
* "In Ashes They Shall Reap" from Saw VI soundtrack
* "Refuse/Resist" from The Punisher Warzone

DVDs

* Live Dominance (2008)

Music Videos

* "Before Dishonor"
* "Worlds Apart"
* "I Will Be Heard"
* "Perseverance"
* "This Is Now"
* "Live For This"
* "To The Threshold"
* "Defeatist"
* "Destroy Everything"
* "Never Let It Die"
* "Ghosts Of War"
* "Thirsty And Miserable"
* "In Ashes They Shall Reap"

Hatebreed




Satisfaction is the death of desire

The rise of brutality
Perseverence
Supremacy
For the lions
Hatebreed

Under 18:Loyalitas

1. O.S.H.C...Till Die!
2. Ingatkan Aku
3. Keep It True
4. Never Give In
5. Bandung Brotherhood
6. Skinheads (We Are...)
7. Loyalitas
8. You've Got
9. Wake Up And See
10. Janjiku
11. Out Of Sight
12. K.A.K.B.KB

DOWNLOAD

Backfire


Still dedicated ( 2000 )
The war starts here ( 2001 )
Change the game ( 2003 )
In harms way ( 2008 )

Buried Alive


The death of your perfect world ( 1999 )
Split:Buried Alive-Reach The Sky ( 2000 )
Last rites ( 2001 )

Jumat, 18 Juni 2010

ALL OUT WAR


MARJINAL


Disc 1 :
1. Yang Penting Ku Suka
2. Negri Negri
3. Negara Dunia Ke 3
4. Banyak Dari Teman Temanku
5. Predator
6. Boikot
7. Marsinah
8. Bener Bener Rumah Sakit
9. Kereta Kelas Ekonomi
10. Buruh Migran
11. Koruptor
12. Do It Yourself
13. Bebaskan


Disc 2 :
14. Luka Kita
15. Globalisasi
16. Go To Hell With Your Aid
17. Aku Mau Sekolah Gratis
18. Kerja Bakti
19. Tang Dung Dung
20. 1+1 = 8
21. Cinta Pembodohan 2
22. Berdyce
23. Suara Reality
24. Otot Kawat Tulang Baja
25. Masberto
26. Rakyat Biasa
27. Rencong Maroncong

TURTLES JR:BINTANG MATI

1. Bakar Bendera
2. Bebaskan
3. Smash Goverment
4. War is Hell
5. Crash Out
6. Fucking Money
7. Gila
8. Love Dead
9. Senioritas
10.Bintang Mati

HOMICIDE


Homicide - Godzkilla Necronometry EP [2004]

Kamis, 17 Juni 2010

Stigma:New york blood ( 2006 )


Genre: Hardcore / Punk / Rock
Album: New York Blood
Country: USA (New York)

1. NY Blood
2. My Reflection
3. Hard Livin
4. Misery To Mile Stone
5. Hole In My Heart
6. Trouble
7. Still Crucified
8. Turning The Tide
9. We re Not Alone
10. Blurry Nights
11. 15 Pints
12. We Are The Boys
13. Young Till I Die (Bonus)

Agnostic Front

- Cause for alarm 1986

One King Down

Bloodlust and revenge 1997

No Innocent Victim


To burn again 2005

D.S.13


Fear Factory






A Thousand Raptors




Sebenernya,ini band saya... hehehehehe
jadi sekalian promosi lah.Bwat yang berminat,mangga di download.



devildriver

Devildriver 2003


Rabu, 16 Juni 2010

MANFAAT MEROKOK


Tulisan ini sebenernya sangat2 tidak penting jadi jangan dianggap serius. Tapi berhubung saya perokok berat,ya saya masukin aja. Blog nu aink ieu.... hehehehehehe

MANFAAT MEROKOK

1. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif, maka untuk mengurangi resiko tersebut aktiflah merokok.
2. Menghindarkan dari perbuatan jahat karena tidak pernah ditemui orang yang membunuh, mencuri dan berkelahi sambil merokok.
3. Mengurangi resiko kematian; dalam berita tidak pernah ditemui orang yang meninggal dalam posisi merokok.
4. Berbuat amal kebaikan; kalau ada orang yang mau pinjam korek api paling tidak sudah siap / tidak mengecewakan orang yang ingin meminjam.
5. Baik untuk basa-basi / keakraban; Kalau ketemu orang misalnya di Halte kita bisa tawarkan rokok. Kalau basa-basinya nawarin uang kan boros.
6. Memberikan lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter, pedagang asongan, pembuat asbak, pabrik kemasan dan perusahaan obat batuk.
7. Bisa untuk alasan untuk tambah gaji karena ada post untuk rokok dan resiko baju berlubang kena api rokok.
8. Bisa menambah suasana pedesaan/nature bagi ruangan ber AC dengan asapnya, sehingga seolah-olah berkabut.
9. Menghilangkan bau wangi-wangian ruang bagi yang alergi bau parfum.
10. Kalau mobil mogok karena busi ngadat tidak ada api, maka sudah siap api.
11.Membantu program KB dan mengurangi penyelewengan karena konon katanya merokok bisa menyebabkan impoten.
12. Melatih kesabaran dan menambah semangat pantang menyerah karena bagi pemula merokok itu tidak mudah; batuk-batuk dan tersedak tapi tetap diteruskan (bagi yg lulus).
13. Untuk indikator kesehatan; biasanya orang yang sakit pasti dilarang dulu merokok. Jadi yang merokok itu pasti orang sehat.
14. Menambah kenikmatan: sore hari minum kopi dan makan pisang goreng sungguh nikmat. Apalagi ditambah merokok !
15. Tanda kalau hari sudah pagi, kita pasti mendengar ayam merokok. (berkokok maksudnya)
16. Anti maling, suara perokok batuk berat di malam hari mujarab untuk mengusir penjahat.
17. Membantu shooting film keji, rokok digunakan penjahat buat nyundut jagoan yg terikat di kursi… “hahaha penderitaan itu pedih Jendral..!!!”
18. Film cowboy pasti lebih macho kalo ngerokok sambil naek kuda, soalnya kalo sambil ngemut permen kesannya malah imut..
19. Membuat awet muda, karena konon orang yang merokok berat belum sampai tua udah mati duluan kena kanker paru-paru.

Gak penting kan ???
suruh siapa baca ????
hehehehehehe
piss man...

Selasa, 15 Juni 2010

PUNK


Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n̢۪ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n̢۪ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.


Oi! Music...

Oi! berarti hello dalam aksen cockney di Inggris. Oi! musik bermula di akhir 70-an setelah kemunculan Punk Rock. Ketika gelombang pertama punk menyerang, band seperti Sham69, The Business, dan Cock Sparrer sudah bernyanyi tentang hidup di jalanan di saat Sex Pistols mencoba memulai "Anarchy In the Uk". Lalu reality punk atau street punk dimulai dengan Sham 69 dan Sparrer, seperti juga Slaughter and The Dogs juga Menace.

Oi! adalah musik untuk semua dan semua orang yang berjalan di jalanan kota dan melihat rendah pada kaum elit dapat dihubungkan dengan Oi!. Semua orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak gaji dapat dihubungkan dengan Oi!. Semua orang yang selalu merasa berbeda, juga dapat dihubungkan dengan Oi!. Musik Oi! tidak memandang perbedaan ras, warna, dan kepercayaan. "Oi! music is about having a laugh and having a say, plain and simple...."

Oi! Di Indonesia

Di Bandung sendiri, Oi! dimulai pertengahan 90-an diawali dengan Runtah. Ketika terjadi booming Ska di Indonesia, bermunculan banyak Skinhead, entah mereka hanya poseurs, trendy wankers ataupun a true SKINHEAD itselfs. Seiring dengan "mati"-nya tren ska karena dihantam secara dahsyat oleh major label, maka menghilang pulalah Skinhead. Tapi ingat, setiap hilangnya suatu tren bukan berarti hilang pula subkultur yang tercipta atau terbawa oleh trend tersebut. Walaupun sedikit, tapi Skinhead di Indonesia, di Bandung khususnya still going strong and getting bigger. Ada beberapa organisasi Skinhead di dunia yang masuk ke Indonesia. Antara lain adalah Red Anarchist Skinhead dan Skinhead Against Racial Prejudice. Bahkan Neo-Nazi Skinhead sendiri ada di negara kulit berwarna seperti Indonesia ini. Beberapa gelintir Skinhead Rasis ini terlihat di Bandung dan Jakarta. Di Yogyakarta para Skinhead umumnya sudah mengerti asal muasal sub Kultur ini. Di Jogja beberapa skinhead memainkan ska selain Oi! dan Hardcore.

Sampai saat ini sudah banyak sekali band Oi! di Bandung, seperti Haircuts, Rentenir, Battle 98, The Real Enemy, Sanfranskins, One Voice, dan banyak lagi. Karena gelombang Skinhead Rasis yang mulai meresahkan maka beberapa skinhead non-rasis dan anti rasis dari beberapa band Oi! di bandung seperti The Real Enemy & Rentenir, membuat sebuah band bernama Combat 34 yang sangat anti rasis, nama band ini adalah ejekan untuk skinhead rasis di Jakarta yg menamakan diri COMBAT 18 Indonesia, lagu-lagu mereka bercerita tentang apa gunanya jadi rasis di Indonesia, ajakan berkelahi untuk para skinhead rasis, dan pastinya juga tentang sepak bola, perkelahian di jalan, dengan moto mereka "Sometimes Anti-Social but Always Anti-Racist". Band-band ini sudah merilis beberapa kompilasi dan mini album di bawah naungan United Races Records. Skinhead di Bandung sering terlihat di workers store di gedung Miramar lantai dasar sebelah Palaguna. Sekarang Gd. Miramar ini sudah tidak ada, dan kita dapat menemui mereka di P.I. (Pasar Induk) yang berlokasi di belakang mal Bandung Indah Plaza. Jangan lupakan kota pelajar, Yogyakarta, disini ada banyak band2 Oi!/streetpunk, mereka masing2 memiliki ciri yang berbeda antar bandnya, seperti Captain Oi!, Sardonic, Dom 65, Elang Bondol, Selokan Mataram, Bala Nusantara dan masih banyak lagi, selain banyak yang sudah RIP, band2 ini berada di bawah naungan Realino Records, Ruckson Music (milik salah satu personel Dom 65), Unite n Strong. skinhead di Yogyakarta dapat ditemui di daerah jalan Mataram. Ada beberapa album baik full ataupun kompilasi yang telah beredar.

Di Jakarta sendiri scene skinhead cukup berkembang dengan baik. Kita dapat menemui banyak skinhead di seputaran kota ini. Mulai dari Trad Skins, SHARP Skins, sampai yang Rasis pun ada. Band-band Oi! asal Jakarta antara lain adalah The End, Anti-Squad, Garuda Botak, the Gross, the Bretel, dan lainnya.

Elizabeth Bathory : Sang Pembunuh Berantai Terbesar Dalam Sejarah


Elizabeth Bathory,merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya.Ini adalah pencapaian rekor kasus pembunuhan berantai yg dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.

Elizabeth Bathory lahir di Hungaria thn 1560, kurang lebih 100 tahun setelah Vlad "The Impaler" Dracul meninggal.Kakek buyut Elizabeth Bathory adalah Prince Stephen Bathory yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Darcul ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.
Orangtua Elizabeth , Georges dan Anna adalah bangsawan kaya raya dan merupakan salah satu keluarga ningrat paling kaya di Hungaria saat itu.
Keluarga besarnya juga terdiri dari orang2 terpandang. Salah satu sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal. Bahkan pamannya ,Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia.

Namun keluarga Bathory memiliki "sisi" lainnya yg lebih "gelap" selain segala kekayaan dan popularitasnya.
Disebutkan bahwa salah satu pamannya yang lain adalah seorang Satanis dan penganut Paganisme sementara seorang sepupunya yg lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan sexual.
Thn 1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy yang 10 thn lebih tua darinya.
Karena suaminya berasal dari ningrat yg lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory dibelakangnya. Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bahory dan tidak menjadi Nadasdy.
Kedua pasangan tsb kemudian tinggal di Kastil Csejthe, yg merupakan sebuah kastil di atas pegunungan dengan desa Csejhte dilembah dibawahnya.
Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani ( Ottoman ). Ferencz kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan "Black Hero of Hungary".

Elizabeth yg masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami.
Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yg melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat.
Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya.
Tapi hal tsb tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual.
Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya ,Countess Klara Bathory

Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme yg diajarkan oleh salah seorang pelayan terdekatnya yg bernama Dorothea Szentes yg biasa disebut Dorka.
Karena pengaruh Dorka, Bathory mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yg dilakukannya terhadap pelayan2 lainnya yg masih muda.
Selain Dorka, Elizabeth dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu : suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan wanita bernama Anna Darvula, yg merangkap sebagai kekasih Elizabeth.

Bersama para kru S&M-nya, Elizabeth merubah kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis2 muda yg jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian2 tubuh tertentu.
Tahun 1600, suaminya Ferencz meninggal dan era teror sesungguhnya dimulai.
Memasuki usia 40 tahunan Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda2 penuaan dan keriput yg sebenarnya lumrah di usia tsb.
Tapi Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya.

Suatu saat dengan tidak sengaja seorang pelayaan wanita yg sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras. Elizabeth yg marah kemudian menampar gadis malang tsb.
Darah memancar dari hidung gadis tsb dan mengenai telapak tangan Elizabeth.
Saat itu Elizabeth disebutkan "menduga dan percaya" bahwa darah gadis muda tsb memancarkan cahaya kemudaan mereka.
Serta merta dia memerintahkan 2 pelayannya , Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tsb, menarik tangganya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya.
Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah.
Dia menemukan apa yg diyakininya sebagai "Rahasia Awet Muda".

Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya.
Nasib mereka semuanya sama , diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi tsb.
Elizabeth seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yg jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas.
Sesekali Elizabeth bahkan meminum darah para gadis tsb untuk mendapatkan "INNER BEAUTY".

Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tsb masih kurang baginya. Demi mendapat darah yg lebih "berkualitas", Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan.
Dia kemudian melakukan banyak penculikan thd gadis2 bangsawan utk dijadikan korbannya.

Namun hal tsb justru menjadi bumerang baginya karena hilangnya gadis2 bangsawan dengan cepat mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan, orang2 berpengaruh hingga Raja sendiri.
Tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe di malam hari.
Mereka semua terkejut melihat pemandangan yg mereka temukan di dalam kastil tsb.
Mayat seorang gadis yg pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan, seorang gadis lagi yg masih hidup namun sekarat ditemuka terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah.
Dibagian penjara ditemukan belasan gadis yg sedang ditahan menunggu giliran dibunuh.
Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yg sebagian besar sudah mulai membusuk.

Selama pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611 sekurangnya 650 daftar nama korban2nya didapat berdasarkan laporan dari berbagai pihak. Mulai dari keluarga2 petani hingga keluarga2 bangsawan.
Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan untuk diadili secara langsung. Hanya ke 4 pelayannya yg diadili dan kemudian dihukum mati.
Namun Elizabeth mendapatkan hukumannya juga. Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa hidupnya.
Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yg digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari2.

Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth di-isolasi dengan tembok di kamaranya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yg disajikan untuk Elizabeth tidak disentuh selama seharian.
Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai.
Elizabeth Bathory " The Blood Countess " meninggal di usia 54 tahun.Bahkan Vlad Dracul tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah.
Oleh sebab itu julukan "Vampir" sebenarnya lebih cocok ditujukan kepada Elizabeth Bathory.

Castro:Israel sama dengan Nazi !!!!


Setelah sebelumnya Fidel Castro Mantan Presiden Kuba mengutuk serangan brutal Israel terhadap armada kebebasan dan menyebut tindakan tersebut sebagai serangan Fasis Nazi, dan sekarang Fidel Castro membandingkan perlakuan Israel terhadap warga Palestina dengan pemusnahan Yahudi yang dilakukan oleh Nazi Jerman. Dan tak ayal pernyataanCastro ini telah membuat marah rezim Tel Aviv.

Castro menyatakan hal itu di salah satu artikelnya baru-baru ini dengan mengatakan bahwa perlakuan yang dialami oleh bangsa Palestina oleh rezim Tel Aviv Israel dengan menggiring secara massal rakyat Palestina ke krematoria, mirip dengan peristiwa di mana konon jutaan orang Yahudi telah dilaporkan dimusnahkan oleh Nazi Jerman.

"Tampaknya swastikanya Fuehrer (Pemimpin Nazi Adolf Hitler), saat ini mirip dengan bendera Israel," tambahnya, menurut laporan Reuters.

Israel mengklaim bahwa pandangan Castro tersebut dikutip dari misi diplomatik Kuba di Jenewa di tengah perdebatan di PBB Dewan Hak Asasi Manusia atas tindakan Israel di wilayah-wilayah pendudukan.

"Dengan komentar keterlaluan, Fidel Castro membuat malu-teman lamanya dan cita-citanya yang selalu berpura-pura untuk melayani. Che Guevara mungkin sedang berguling-guling di dalam kuburnya," ujar Juru bicara Departemen Luar Negeri Israel Yigal Palmor.

Mantan pemimpin Kuba, yang menulis artikel setelah serangan brutal Israel baru-baru ini terhadap konvoi bantuan armada Kebebasan Gaza di perairan internasional, juga mengutuk serangan tersebut.

Wawancara dengan Sick Of It All


"Sick Of It All hanya sebuah band hardcore yang persetan pencitraan!" seru Lou Koller [vokal] selaku wakil dari brand NYHC yang paling konsisten hingga saat ini. Dia juga berbicara soal pergolakan di awal masa karir SOIA, kehebatan "Scratch The Surface", kolaborasinya bersama Shane Embury, plus nasehat bagi anak-anak yang berkaos Terror dan band yang bergaya ala Agnostic Front & Cro-Mags. Berikut ini wawancara menarik yang diterjemahkan oleh kontributor Apokalip dari situs TransformOnline...

Kalian memulai band di pertengahan 80-an, tak diragukan lagi kalian adalah band NYHC dengan umur paling panjang dan terus survive sampai sekarang. Apakah hal ini gila menurut anda?

Yeah, memang aneh sekali! Saat membentuk Sick Of It All [SOIA] kami tak punya bayangan seberapa lama kami bisa bermain bersama. Kami mencintai hardcore dari dulu sampai sekarang, secara alami itulah yang memungkinkan kami terus bermain. Dalam perjalanan karir kami, ada masa ketika Rich (Capriano, eks bassis) dan Armand (Majidi, drummer) keluar, waktu itu Pete (Koller, gitaris, backup vocals) dan saya berpandangan satu sama lain lalu ia berkata, "Kita gembira melakukan hal ini, kita tak boleh berhenti." Begitulah selalu yang terjadi pada kami, kami terus berada di sini karena kami mencintainya. Gorilla Biscuits bubar karena Walter ingin membentuk Quicksand yang memainkan jenis musik yang berbeda. Kami tak pernah berkeinginan memainkan musik lain. Kami mendengarkan beragam jenis musik namun hardcore-lah yang kami cintai dan kami mainkan.

Beberapa band lain terperosok dalam drugs, penyakit, penjara, dsb. Kenapa hal yang sama tidak terjadi pada kalian?

Kalau menghadapi masalah, kami berlari secepat-cepatnya! (tertawa). Tidak, seperti yang saya katakan tadi, concern kami adalah bermain musik. Saat tur selesai dan kami pulang ke rumah, kami melakukan pekerjaan normal. Kami menyimpan seluruh waktu dan uang kami untuk band, tidak seperti band lain yang mungkin mencoba drugs untuk memperoleh uang dengan cara cepat. Kami tak pernah membayangkan hardcore terdiri dari orang-orang gangster pembual dan jahat. Kami mencintai hardcore sedari kami masih belia dan musik adalah satu-satunya perhatian kami mulai saat itu.

Bisa cerita tentang masa muda kalian, kontak pertama kalian dengan hardcore?

Pete dan saya tumbuh di Queens, di sebuah perkampungan kelas pekerja biasa. Itu bukan tempat di mana para penghuninya harus berjuang mati-matian untuk hidup setiap hari, namun ada saat di mana kami memang harus berjuang dan bertarung. Kami biasa nongkrong di lorong dekat lapangan di belakang gedung sekolah: di sanalah kami diperkenalkan dengan hardcore. Di tempat itulah anak-anak punk dan hardcore berkumpul sedangkan anak-anak hip hop nongkrong di lapangan basket dan anak stoner serta metalhead nongkrong di samping lapangan bermain. (tertawa) Dalam banyak hal semua bisa rukun satu dengan yang lain. Pete dan saya punya dua kakak laki-laki yang punya scene sendiri, yang interes dengan Deep Purple dan band-band semacam itu. (tertawa) Kakak yang persis lebih tua di atas saya-lah yang mengenalkan kami pada punk dan hardcore. Ia menyukai punk dan hardcore tapi tidak terlalu dalam. Sedang Pete dan saya langsung mencintainya sedari pertama. Dan di perkampungan kami, menjadi anak punk atau hardcore jelas akan mengundang masalah. Biasanya ada sekelompok anak, saya tidak tahu orang-orang menamai mereka apa tapi kami menyebutnya guidos - sekelompok anak berbadan kekar yang selalu mencoba mencari gara-gara dengan kami.

Sebentar... Anda lebih tua dari Pete?

Yeah. (tertawa) Saya tahu, semua orang mengira dia yang lebih tua daripada saya.

Tadi anda menyebut bahwa Rich dan Armand sempat keluar sementara dari band, saya mengikuti SOIA dalam masa-masa itu (saat We Stand Alone EP, '91), tapi saya masih sering heran bahwa banyak sekali penggemar SOIA yang tidak mengetahui periode pergolakan itu. Apakah kalian mencoba merahasiakan hal tersebut? Apa yang sesungguhnya terjadi?

Yeah, uh... itu adalah periode paling memalukan dalam hidup kami. (tertawa) Tidak, serius, kami sedang dalam masa pertumbuhan waktu itu. Richie dan Armand menginginkan hidup yang lebih stabil, Pete dan saya meneruskan band. Lalu kami mengajak Eddie Coen untuk mengisi bass dan E.K pada drum. Seingat saya E.K main penuh saat kami tur bareng Sepultura.

Dan Sacred Reich serta Napalm Death! Saya ingat konser tahun 90-an itu!

Yeah! Tapi secara musikal rasanya kami tidak klik dengan Eddie dan E.K. Eddie sangat ingin menjadi rockstar, ia mungkin mengira bahwa Sick Of It All adalah nama band yang telah mapan sehingga apa-apa mudah. Padahal tidak, kami masih band hardcore. Kami masih harus mengurus peralatan kami sendiri. Jadi ketika Richie bilang ia ingin kembali ke band, kami langsung menyanggupi, "Bagus, kita baru memecat Eddie." Dengan line-up itulah kami tur bersama Sepultura, tapi E.K. kamudian mempunyai banyak masalah pribadi yang harus ia selesaikan sehingga kami merekrut Max untuk sementara waktu. Max orang yang hebat, sangat menyenangkan, tapi ketika Armand memberi tanda untuk kembali ya kami bilang pada Max, "Selamat tinggal Max!' (tertawa)

Tapi Richie keluar untuk seterusnya setelah album Just Look Around...

Yeah. Kami baru saja menyelesaikan tur Eropa yang amat meletihkan. Tur itulah yang membuat punggung Richie patah. Kami tinggal di van selama dua bulan penuh di tengah musim dingin yang ganas. 53 show dalam 56 hari. Memang brutal. Saat kami pulang masing-masing dari kami mengantongi $1000 - jumlah yang besar saat itu - tapi uang sebanyak itu tidak cukup memuaskan. Richie merasa seperti, "Aku kerja seperti itu hanya untuk uang segini?" Ditambah lagi ia mendapat banyak tekanan dari pacarnya agar keluar dari band. Namun ironisnya, tur Eropa yang kami jalani begitu Richie keluar malah mulai menghasilkan uang bagi kami. Setahun setelah itu saya berjumpa dengan pacar Richie, ia berkata, "Hebat, sekarang kalian sudah mulai dapat uang, ya!" (tertawa) Sebenarnya Richie juga tertarik untuk mengerjakan hal-hal lain dalam musik, jadi alasan ia keluar bukan melulu masalah finansial.

Yeah, bahkan kalau kita melihat sampul album Just Look Around kita bisa melihat jelas siapa personel band yang berbeda. Bukan berarti penampilan itu penting...

(Tertawa) Yeah, tapi saya tidak tahu mana anggota band paling cerdas dan mana yang paling bodoh, tapi sekeluar dari Sick Of It All ia langsung membentuk band dan selama sepuluh tahun membangun deal dengan label besar. Ia mendapat $30.000 dari label ini, dapat $100.000 lagi dari label ini, tanpa pernah merilis satu album pun. Fred Durst dari Limp Bizkit? Ia beri Richie $30.000, "Ini 30 ribu buat satu demo." (tertawa) Band dia akhirnya keluar sekitar dua tahun lalu: Reach 454. Terdengar seperti Godsmack, tapi tak ada orang yang peduli. Mereka sudah terlambat 10 tahun! Walau begitu mereka tetap dapat banyak uang dari label besar!

Anda juga mengerjakan proyek sampingan Blood From The Soul bersama bassis Napalm Death, Shane Embury. Tapi tidak seperti proyek sampingan Embury lainnya, kalian tidak pernah mengeluarkan album kedua. Kenapa?

Semenjak rekaman pertama Blood From The Soul keluar, emm...14 tahun silam, Shane telah tiga kali mengajak saya membuat album lagi. Pertama, empat tahun sesudah album pertama: ia mengirimi saya beberapa lagu dan berencana mengajak beberapa vokalis untuk masing-masing mengisi dua lagu. Musiknya lebih ke dancey, elektronik, dan eksperimental. Saat itu saya bilang, "Oke, mari kita kerjakan, ini hal yang berbeda." Tapi kemudian saya lama tidak mendengar kabar darinya. Beberapa tahun lalu dia mendekati saya lagi untuk hal yang sama dan saya berkata, "Uh, oke! Kasih tahu ya nanti!" (tertawa) Tapi lalu saya sibuk menulis materi Death to Tyrants dan Napalm Death juga kembali sibuk. Proyek Blood From the Soul aslinya akan digarap bersama Mike Patton tapi dia mengundurkan diri.

Whoa, gila!? Kita mempunyai semua jenis pemain terbaik di sini. Kembali ke Sick Of It All, Kenapa kalian tidak lagi memainkan lagu-lagu dari album Just Look Around? Album itu dahsyat!

(Tertawa). Oh man, semua orang menanyakan hal yang sama. Saya akan tunjuk jari ke Armand. Dia tidak suka memainkan lagu-lagu di album itu. Craig (Setari, bassis, backup vocal) menyukai "Never Measure Up" tapi Armand tak mau memainkannya.

Mengapa? Saya terguncang waktu album itu keluar!

Saat Armand mendengar album itu, ia selalu berkomentar, "Dengar lagu itu! Itu kan cuma bagian-bagian acak yang disatukan! Tidak masuk akal! Aku tak akan pernah menulis lagu seperti itu lagi sekarang!" (tertawa)

Tidak bisa! "We Want the Truth", "We Stand Alone", "The Shield", semua lagu itu juara!

(Tertawa) Kami sudah mencoba memasukkan "We Stand Alone" ke dalam set list show kami. Ketika kami memainkannya, kadang crowd menjadi menggila, kadang-kadang juga penonton malah terbengong-bengong saja, tak mengerti lagu apa yang sedang kami mainkan. Di Eropa kami malah memotong verse kedua sebab beberapa orang bilang bagian itu terlalu panjang. Secara pribadi, saya kira setidaknya secara lirik, verse pertama memang tidak se-masuk akal verse yang kedua. (tertawa)

Bagaimana dengan "Injustice System", saya kira kalian tidak berhenti memainkan lagu itu, tapi sepertinya saya sudah bertahun-tahun tidak mendengar lagu itu secara live...

Baru-baru ini kami sudah memainkan lagu itu lagi. Waktu menulis lagu itu, kami memang ingin membuatnya menjadi lagu yang penting; sebuah lagu yang akan kami mainkan setiap malam. Tapi setelah 10 tahun kami sudah merasa bosan. Kasus yang sama dengan "Clobbering Time". Kami jenuh, tapi kalau kami tidak memainkannya orang-orang pada marah! (tertawa) Dan lagu itu panjangnya cuma 30 detik!

Banyak yang bersepakat Scratch the Surface adalah album paling penting SOIA. Apakah anda sependapat?

Ya. Saya kira itu adalah album pertama di mana kami benar-benar sadar mesti terdengar seperti apa. Dua album pertama kami buat saat kami sangat muda dan masih mencari tahu bagaimana menulis lagu dan memainkannya, tapi dalam Scratch the Surface kami menemukan diri kami sendiri.


Saya ingat bagaimana pengaruh album itu terhadap SOIA, dari band lokal menjadi nasional. Semua orang terbawa pengaruh yang dibawanya. Secara tiba-tiba orang-orang berpakaian seperti kalian, ikut-ikutan menulis breakdowns seperti kalian, bahkan memegang mic dengan gaya seperti anda... hebat sekali!

(Tertawa) Kami bekerja sangat keras untuk album itu. Jauh sebelumnya, Pete dan saya sudah menulis banyak materi. Selama musim panas itu kami latihan di sebuah studio di Chinatown. Kami nge-jam selama empat atau lima jam sehari tiap harinya. Kawan-kawan kami ada yang datang ke studio dan ikut mendengarkan, lalu memberi saran, "Kalian harus bermain lebih pelan!" sebab saat itu Biohazard dan band-band hardcore lain memang sama memainkan groove. Tapi kami juga mempunyai groove: hanya lagu-lagu kami memiliki bagian yang cepat. Basis Pete dan saya adalah old school punk dan hardcore: kami senang bermain musik yang cepat. Alasan lain mengapa album itu agresif adalah karena saat itu ada orang-orang yang berkata pada kami, "Oh, mereka bergabung dengan label besar, mereka sudah sell-out sekarang." Kami ingin membuktikan pada mereka bahwa mereka keliru, justru kami menciptakan album yang paling gelap, paling berat, dan paling agresif. Saya pikir kami berhasil, itulah mengapa Scratch the Surface dipandang sebagai album yang paling menentukan.

Kalian berkembang menjadi amat besar, rasanya kalian sudah dekat dengan mainstream sehingga menjadi 'the next big thing' tapi hal itu tidak terjadi sebab mendadak pusat perhatian bergeser ke generasi yang lebih muda yang tumbuh dengan mendengar lagu-lagu kalian...

Kami tak pernah punya keinginan memburu 'kesuksesan komersil' jadi dalam kadar tertentu tak ada masalah dengan hal itu. Kami melakukan apa yang kami ingin lakukan - bekerja keras, naik ke panggung dan mengeluarkan 100% kemampuan kami setiap malam, dan selalu berusaha menyingkirkan gagasan menjadi 'besar' dari kepala kami. Tapi tentu saja, itu ada kaitannya dengan fakta bahwa kami hanyalah 'hardcore kids' yang tak paham marketing. Anda tahu siapa band pembuka kami saat tur Scratch the Surface? Korn! Manajer mereka melakukan pendekatan, mengirimi kami demo, dan surat yang berbunyi, "Tolong, ajak anak-anak ini manggung: aku ingin mereka paham seperti apa band live sejati itu." Saya menyimak demo itu dan pikir saya mereka terdengar seperti Nine Inch Nails dan Sepultura. Bukan selera saya tapi kami tetap mengajak mereka main di tur. Yang kami tidak ketahui adalah manajernya mengajari mereka semua kunci-kunci pemasaran, "Pakai baju pelari, hip hop sedang tren, dsb..." Setahun kemudian, saat Korn telah meledak, manajer mereka datang kepada kami lagi dan berkata, "Aku akan membunuh untuk bisa jadi manajer kalian, karena kalian adalah band favoritku sepanjang masa, tapi itu bukan hal yang baik, karena kalian pasti tak mau dengar sepatah katapun yang kuucapkan." Dan ia memang benar. Kami tak pernah memikirkan sama sekali akan berpakaian atau tampil seperti apa. Sick Of It All hanya sebuah band hardcore yang persetan pencitraan!... Lihat itu H2O, setelah diajak tur oleh sebuah band besar mereka lalu secara tiba-tiba tidak lagi menyerukan 'NYHC' dan hanya memainkan pop punk di arena-arena itu. Itu sangat berpengaruh terhadap penggemar mereka. Penggemar lama berkata, "Oh, jadi kalian main pop punk sekarang? Fuck you!" sementara fans yang muda bilang, "Kalian tak punya video di MTV? Minggir saja, kami ingin menonton The Used!" atau apalah. Yang mereka alami ibarat senjata makan tuan.

Tapi di hardcore scene sekalipun, saat ini image punya porsi yang besar...

Pergerakan musik apapun akan seperti itu saat ia menjadi besar, ia akan menciptakan identitas yang agak menyimpang dari akarnya. Sekarang banyak band yang mencoba agar terlihat seperti Agnostic Front dan Cro-Mags, dengan tato atau apalah. Tetapi apakah mereka tahu? Hidup yang dijalani Agnostic Front dan Cro-Mags memang mengharuskan mereka seperti itu. Mereka adalah orang-orang keras yang hidup di jalan, beberapa di rumah bawah tanah. Tapi sekarang malah menjadi 'gaya' yang bisa ditiru orang-orang. Saya suka band Terror tapi anak-anak kecil yang hilir mudik memakai kaus Terror? Dengar dulu Madball, tolol! (tertawa). Kamu pikir musik Terror itu datangnya dari mana? Kalau kita pergi ke Hot Topics, kaos dan poster Terror di mana-mana. Mana kaos Madball-nya? Tapi bukan berarti anak-anak Terror menyembunyikan hal itu. Mereka semua menyatakan kecintaan mereka pada Madball. Ini kerjaan bagian marketing, yang memang di luar kendali band. Kalau Pete dan Craig tak ambil pusing dengan hal ini, mereka pasti bilang, "Yeah, persetan, kita lakukan yang kita mau!" tapi kalau saya muak dan tetap susah menerimanya. (tertawa)

Bagaimana show peringatan 20 tahun band kalian?

Yeah, sudah berlangsung tanggal 19 September lalu di B.B King's New York. Tak dapat dipercaya, benar-benar konser yang luar biasa.

Kabarnya sebelum pertunjukan itu kalian menjanjikan akan memainkan lagu-lagu langka dan memberi kejutan. Lagu apa memangnya?

Kami memainkan "The Deal", lagu yang lama sekali tak kami mainkan, "World Full of Hate"... Kami membuka konser dengan "Take the Night Off" dan "Good Lookin' Out", lalu disusul "Clobberin' Time" dan "We Stand Alone." Orang-orang menggila. Ada penonton umur 30 dan 40-an tahun berjalan di atas kepala para penonton lainnya. Gila!

Saya menonton pertunjukan kalian jauh lebih banyak dibanding saya nonton band lain dalam 15 tahun terakhir. Kalian selalu tampil hampir tanpa cela. Beberapa band lain, bahkan yang paling hebat sekalipun, perlu istirahat sementara kalian tidak. Bagaimana kalian menjaga energi kalian sehingga bisa seperti itu?

Saya agak payah kalau sedang tidak tur. Waktu tur saya selalu menjaga kondisi dengan latihan dan lari-lari. Pete malah lebih bagus lagi, selama tur dan di luar tur ia selalu berlatih di gym. Kalau berada di rumah saya merasa dekil. (tertawa) Saya terlihat jauh lebih baik sewaktu tur!

Setelah 20 tahun bekerja begitu keras, bagaimana kalian menjaga mental, fisik, dan kreativitas kalian?

Ada saatnya memang, masa-masa ketika kami merasa tak bisa melangkah lagi. Beberapa waktu lalu, dalam tur Eropa untuk album Life on the Ropes, saya merasa seperti, "Aku tak kuat lagi." Tapi ketika anda mendengar crowd meneriakkan nama anda sebelum pertunjukan dimulai, energi dan kecintaan kami pada musik kembali mengalir begitu kami melangkah ke panggung. Tiba-tiba saja kekuatan itu muncul lagi. Melihat seorang lelaki berumur 40-an di antara kerumunan penonton terdepan dengan kaus dari tahun '92 yang berseru pada anda, atau seorang gadis 15 tahun di ujung yang lain menyaksikan pertunjukan anda untuk kali pertama, dalam hati saya merasa, "Inilah pekerjaanku: Di sinilah tempatku..."

4th year strugle of UNDERPRESSURES with brother in arms




At D'kota Cafe Kosambi,Bandung

performance by:

- Underpressure
- A Thousand Raptors
- Perangkai kembang seroja (Jakarta)
- Komath (Slawi))
- Almost fall (Tegal)
- Black henna (Jakarta)
- Kaguhira
- Shock 3 minutes (Kaligangsa)
- Citizen Useless (Canada)
- Hand of Blood (Tegal)
- Lost another (Jakarta)
- Glorious with two horns (Jakarta)
- Methusellah
- Mr. Jack (Kaligangsa)
- Blody doll
- BFDF
- Eat Well Earl
- Nothing of me (Jakarta)
- Romuzha (Jakarta)
- 7 step from grave (Jakarta)
- Flare out syndrome (Tegal)
- Martabak Keju
- Kids on Radio
- Forbehind
- Fatlip
- Skizovrenia
- Take control
- Blight Curse
- Timmy the Turtle
- Kick it out
-Silverstone (Jakarta

Beberapa minggu sebelum acara,saya diberitahukan untuk mengisi acara ini oleh sang vokalis Underpressures,Aldy Black,yg tak lain adalah sahabat saya sendiri.

Dia bilang,akan ada banyak komunitas yg akan datang mengisi acara tersebut.Dan benar saja,beberapa-berapa kawan dari komunitas luar kota seperti Tegal,Cengkareng jakarta,serang,datang meramaikan acara ini...

Asal kalian tahu,acara ini sedikit memiliki masalah dengan pihak keamanan alias tidak memiliki izin dari fihak kepolisian...

Dan acara pun dimulai...

Saya datang agak terlambat sekitar pukul 1 siang saat Rully beserta martabak kejunya sedang memanaskan crowd dengan tembang beraroma melodic punknya...

Jujur saya tidak sempat menonton semua band yg perform karena harus membantu panitia yg sdedikit kelimpungan.Alhasil,saya lebih banyak diam di tempat penjualan tiket yg berada dipintu masuk venue...

Disana saya bertemu dengan beberapa kawan sekampus saya yg juga datang maupun perform .Beberapa kawan dari Eat Well Earl,Forbehind,bfdf terlihat disana...

Panggung dipanaskan oleh Forbehind,Band beraliran metalcore asal bandung.Sangat enerjik dan brutal.Sang vokalis,Hamid,yg sedikit terpengaruh alkohol itu,pada lagu terakhir mengkomandoi crowd untuk bernyanyi bersama...

And crowd getting wild again...

Saat Eat Well Earl naik Panggung crowd pun kembali panas.Saya dan beberapa teman,yang tergabung dalam tim perusuh mosh pit pun turun tangan untuk sedikit merecoki mereka.Naik keatas panggung,merebut mic dari sang vokalis dan sing along bersama teman2 yg lain.hahahahahah.... tak lupa bermoshing ria,saling tabrak dan dorong.Mungkin karena crowd yg lumayan chaos,sang basist Ipunk terpancing pula untuk turun,moshing bersama kami dan akhirnya,jgeeerrr.. kepalanya pun membentur stand michrophone.hahahaha... nice job man....

Bfdf pun naik.band pop punk ini pun langsung merangsek,dan membuat kekacauan...Sang gitaris Dzikri mulai loncat sana loncat sini seperti orang kesurupan,bahkan salah satu teman dari luar kota menyebutnya sebagai punk circuss.Mengapa tidak??? ia begitu enerjik sampai-sampai gitarnya dimana.... orangnya di mana... mungkin dikarenakan cacat mental yg telah lama ia derita. wkwkwkwkwkwk. kiding bro..

Yup,setelah malam tiba,panggung didominasi oleh band-band death metal....

Hey,where the hell are hardcore band??? cuma ada Kick It out dari tadi siang.

Tapi akhirnya,Citizen Useless dari kanada pun naik panggung.hehehe ada teman juga akhirnya yg membawakan musik hardcore.Sang vokalis,J.Sin yg berpenampilan seperti skinhead itu pun memulai pesta kembali... aroma hardcore old skool seperti blood for blood dan cause for alarm pun tercium disini.Walaupun,diband ini,hanya J.Sin saja yg personel asli.Sisanya,adalah para teman teman dari cengkareng yg membantu mengisi line up dari band ini. yg lucu adalah,dia sedikit berbicara bahasa indonesia,dengan logat bulenya yg kocak itu,dia juga sempat mengejek para posser emo dan almarhum Michael Jackson hahahahahaha...belum lagi salah seorang teman dari jakarta yg bugil,diikuti sang gitaris yg ikut ikutan bugil puloa,memancing tawa kami semua sampai akhir.

Dan akhirnya,band saya pun,A Thousand Raptors naik panggung,tepat sebelum sang empunya acara,Underpressures hehehehe.Crowd agak sepi saat itu.Mungkin karena waktu telah menunjukan pukul setengah sebelas malam.Atau memang band saya yg kurang menarik ya ??? hehehehe

Dan akhirnya,Underpresures pun naik panggung.Membawakan tiga lagu seperti,assunder for something called gift,blood bath,satu lagu baru yg saya kurang tahu judulnya apa.Sayang,performa dari band metalcore berkualitas ini sedikit kurang enerjik karena kewalahan mengisi acara.Sempat para penonton mengangkat badan sang basist yg seperti kulkas itu...hahahaha. untung tidak terjadi apa2 dengan diri para penonton.

Dan acara pun selesai diakhiri dengan saling bersalaman.Tidak terjadi hal2 yg tidak diinginkan,atau hal kampungan lain selama acara berlangsung.Ini menunjukan bahwa komunitas underground bukanlah biang rusuh seperti yg selau diberitahukan media.

Tapi mengapa ya,sampai izin membuat acara sangat susah didapat dibandung??? sedangkan pub pub yg jelas2 menyediakan pelacur,dan striptis berkedok dancer itu,dibiarkan buka ??? ataukah mungkin tempat2 tersebut lebih menguntungkan karena lebih banyak memberikan uang dari pada kami yg ingin berkarya ???

hah,hanya Tuhan yg tahu....

Sick Of It All:Rilis Album Baru

Salah satu pionir hardcore dunia dan legendaris asal New York, SICK OF IT ALL akan merilis album barunya dengan Century Media tanggal 20 April mendatang. Kabarnya album baru ini akan menawarkan sesuatu yang baru yang belum pernah dimainkan band ini sebelumnya. Century Media merupakan label yang mengakusisi Abacus Recordings yang merilis “Death To Tyrant” milik SICK OF IT ALL di tahun 2006.

SICK OF IT ALL memang tak pernah mati sejak terbentuk tahun 1986 lalu dan akan merilis album kesembilannya dengan titel ‘Based On A True Story‘ dan awal tahun yang baru ini mereka menggelar serangkaian tur di daratan Eropa bersama DROPKICK MURPHYS dana selanjutnya akan bermain di beberapa tempat di Inggris bersama A FIRE INSIDE (AFI). Untuk melihat jadwal tur mereka dapat mengunjungi myspace nya di www.myspace.com/sickofitallny .


“Kami sedang memulai bagian baru dari perjalanan panjang SICK OF IT ALL dengan bergabung ke Century Media untuk merilis album baru kami secara lebih luas di dunia. Sedangkan tur kami di Eropa bukanlah kali pertama bersama AFI ataupun DROPKICK MURPHYS. Label baru ini sangat mendukung kami sejak kami bertemu beberapa hari lalu,” kata drummer Armand Marjidi.


Setelah lebih dari dua dekade, tentu ini merupakan penghormatan besar bagi SICK OF IT ALL yang tetap berjalan dan sangat kuat pada ideologi hardcore sebagai jalan hidup dan band ini telah banyak mempengaruhi band-band hardcore dan dunia dan tentunya banyak hardcore kids Indonesia sebagai salah satu panutan.

ICK OF IT ALL
memang tak pernah mati sejak terbentuk tahun 1986 lalu dan akan merilis album kesembilannya dengan titel ‘Based On A True Story‘ dan awal tahun yang baru ini mereka menggelar serangkaian tur di daratan Eropa bersamaDROPKICK MURPHYS dana selanjutnya akan bermain di beberapa tempat di Inggris bersama A FIRE INSIDE (AFI).“Kami sedang memulai bagian baru dari perjalanan panjang SICK OF IT ALLdengan bergabung ke Century Media untuk merilis album baru kami secara lebih luas di dunia. Sedangkan tur kami di Eropa bukanlah kali pertama bersama AFIataupun DROPKICK MURPHYS. Label baru ini sangat mendukung kami sejak kami bertemu beberapa hari lalu,” kata drummer Armand Marjidi.

Setelah lebih dari dua dekade, tentu ini merupakan penghormatan besar bagi SICK OF IT ALL yang tetap berjalan dan sangat kuat pada ideologi hardcore sebagai jalan hidup dan band ini telah banyak mempengaruhi band-band hardcore dan dunia dan tentunya banyak hardcore kids Indonesia sebagai salah satu panutan.



Taken from Berontakzine

WALLS OF JERICHO

Walls of Jericho adalah sebuah band Hardcore-Metal bervokalis wanita dari Detroit, Michigan Amerika serikat.,kadang disebut sebagai band metalcore karena bergabung di label besar Trustkill records yang didominasi oleh band beraliran Metalcore. Dibentuk sekitar tahun 1998 . Rilisan pertama dari band ini adalah sebuah mini album A Day and a Thousand Years yang dilanjutkan dengan berbagai tur sebagai band pembuka seperti Buried Alive, Hatebreed, Harvest, Brothers Keeper, Reach the sky dan lainnya. Berbagai tur dan konser ini membuat label besar khusus Hardcore dan Metalcore, Trustkill Records tertarik dengan mereka yang akhirnya merilis album pertama A Day and The Bound Feed the Gagged, yang dilanjutkan dengan album All Hail The Dead di tahun 2004 dan With Devils Amonst Us All di tahun 2006

Sejarah band ini

Awal Karir 1998-2001

Walls of Jericho dibentuk dari 2 band asal Detroit, Earthmover, dengan anggotanya Mike Hasty seorang gitaris dan Wes Keely (drums). Band kedua adalah Universal Stomp dimana Aaron Ruby seorang bassis dulu bermain. 3 sahabat ini akhirnya memutuskan untuk bergabung untuk membuat sebuah band baru dan mulai mengadakan audisi untuk mencari vokalis yang cocok, akhirnya pilihan jatuh pada seorang vokalis wanita Candace Kucsulain, asal band Apathemy . Selanjutnya teman dekat dari Mike, Chris Rawson bergabung sebagai gitaris kedua di band ini.

Dengan line up awal ini mereka merilis sendiri demo mereka yang bertajuk A Day and A Thousand Days yang kemudian dirilis ulang oleh rekan mereka di Eropa oleh label Genet. Setelah jadwal tour yang padat bersama band band local Detroit akhirnya 2 label besar Ferret dan Trustkill Records tertarik dengan band ini, dan akhirnya WoJ memilih Trustkill Records di bulan Desember 1999 ditandai dengan rilisan pertama mereka The Bound Feed The Gagged. Secara umum album pertama mereka ini nuansa Hardcore – Metal sangat terasa dan boleh dikatakan warna lain dari suguhan musik super cepat ala Hatebreed namun dengan vokalis wanita. Bila kita mendengarkan musik sejenis akan teringat pula band2x lain yang memiliki nuansa serupa, sebut saja Earth Crisis dan Rykers tentunya.

Dengan formasi ini, mereka melakukan tur keliling Amerika dan sempat menjadi band pembuka In Flames dan Skinlab. Setelah jadwal tur yang padat, akhrinya drummer Wes Keely mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan band ini untuk menyelesaika sekolah di Seattle. Akhirnya Keely diganti oleh Derek Grant ,namun tak lama kemudian Derek meninggalkan band ini untuk bergabung dengan sebuah band punkrock asal Chicago , The Alkaline Trio

Masa Jeda 2001-2003

Setelah melakukan proses audisi yang begitu lama untuk mencari posisi drummer, tapi tidak mendapatkan seorangpun yang memenuhi criteria meraka, akhirnya ke empat orang personel WoJ memutuskan untuk rehat dan mengambil masa istirahat dari band . Candice, sang vokalis memperdalam ilmu tattoo dan body piercing sedangkan 3 orang lainnya, Mike, Aaron dan Chris membuat band proyek bernama All Gone To Hell. Mike Hasty juga melanjutkan proses pembuatan studio rekaman miliknya dan akhirnya bekerja sebagai Sound Engineer untuk The Black Dahlia Murder

Re-formation

Setelah masa jeda istirahat 2 tahun, akhirnya teman lama dari Mike, bernama Alexei Rodriguez eks band Catharsis mengisi posisi drummer setelah kembali dari Jerman. Di waktu yang sama, Candice malah mengikuti proses audisi band local ketika menerima berita dari Mike bahwa WoJ akan reuni kembali . Akhirnya di In April 2003 band ini melanjutkan tur kembali dan mengikuti event2x Hardcore terkenal seperti Hellfest di Syracuse NY . Dan akhirnya di tahun ini juga band ini masuk ke dapur rekaman dan akhirnya merilis album All Hail the Dead di bulan Februari 2004, tepat 5 tahun setelah dirlisnya album pertama The Bound Feed the Gadged

Album All hail the dead memiliki ‘taste’ yang cukup berbeda dengan album pertama mereka. Di album ini tampak kematangan dalam aransemen dan komposisi lagu , tidak asal kebut kebutan seperti di album pertama yang rata rata lagunya berdurasi 1 – 2 menit saja. Di album ini WoJ mulai bereksperimen dengan memasukkan komponen style melodius riffing gitar di aransemen lagu mereka. Album ini cukup baik dari sisi produksi album, secara sepintas malah mirip lagu2x bleeding through di album this is love ..this is murderous,namun dibuat dengan lebih cepat dan menghentak . Dengan penjualan yang cukup sukses akhirnya band ini didaulat untuk melakukan tur keliling Amerika bersama Madball, Hatebreed dan Sick of it all, namun apadaya karena jadwal tur yang sangat padat akhirnya mereka kehilangan drummer untuk ketiga kalinya. Namun kali ini mereka mendapatkan pengganti nya dengan cepat, kembali hubungan baik berkat pertemanan dan comradership yang kental di scene hardcore . penggantinya adalah Dustin Schoenhofer bekas drummer Next to Nothing dan Premonitions of War

Kesuksesan With Devils Amongst Us All: 2006

Awal tahun 2006 WOJ memasuki studio baru di Cleveland dengan produser Ben Shcigel yang pernah menangani Chimaira . Di bulan April , akhirnya kita dapat menyimak single pertama yang berjudul A Trigger Full Of Promises di MTV2 Headbangers Ball: The Revenge compilation CD. Album ini benar benar berkelas ..tidak hanya mengumbar kecepatan, keganasan dalam meracik komposisi lagu. Semua elemen dalam produksi dan sound juga nampak jauh lebih balance di banding album sebelumnya . Album ini dapat dikatakan sebagai masterpiece band ini. Track A Trigger Full Of Promises ini akhirnya dibuat videoklip dan sering muncul di MTV2 dan akhirnya membawa band ini ke level yang lebih tinggi dan menjadi salah satu band yang mengisi US Ozzfest di tahun 2006 . Dan menjadi band utama dalam Family Values Tour di tahun yang sama . Album With Devils Amongst Us All.menurut sumber di Soundscan terjual 2,800 keping di minggu pertama diluncurkannya album ini.

Album baru di 2008

Semenjak kesuksesan album With Devils , makin meningkatkan popularitas WoJ dan membuat makin padatnya jadwal tour mereka sepanjang tahun 2006 – 2007, tercatat beberapa festival besar seperti Summer Breeze Fest di Jerman, Hellfest di Perancis dan tour padat keliling Amerika selatan dilakonin mereka . Di kala rehat bulan Oktober 2007 lalu, Corey Taylor dari Slipknot /StoneSour mencoba untuk menangani mini album mereka berjudul Redemption . Di dalam mini album ini vokalis Candace berdut dengan Corey di lagu berjudul Addicted. Mini album ini merupakan ‘gambaran’ dari album yang nantinya dirilis di pertengahan tahun ini, yang kurang lebih memiliki komposisi dan sound justru lebih ke arah Slipknot aka Modern Metal namun tetap memiliki kekuatan hardcore-metal yang kental di dalamnya. Mini album ini dirilis bertepatan dengan dirilisnya DVD konser mereka yang merekam perjalan mereka sepanjang tahun 2007 lalu berjudul Live in South America

Personel :

Candace Kucsulain - vocals
Chris Rawson - guitar
Mike Hasty - guitar
Aaron Ruby - bass guitar
Dustin Schoenhofer - drums

Taken from supri-online.com